Aksi anarkis kembali mewarnai dunia sepak bola tanah air. Kali ini, bentrokan remaja yang diduga merupakan suporter dari dua tim sepak bola berbeda terjadi di wilayah Majalengka, Jawa Barat. Insiden yang terjadi pada Sabtu malam, 19 April 2025, sekitar pukul 22.00 WIB di sekitaran Jalan Raya Kertajati, Majalengka, ini melibatkan puluhan remaja dan menyebabkan keresahan di kalangan masyarakat setempat.
Menurut keterangan dari pihak Kepolisian Resor (Polres) Majalengka yang segera tiba di lokasi kejadian setelah menerima laporan dari warga, bentrokan remaja ini diduga dipicu oleh aksi saling ejek dan provokasi antar kelompok suporter setelah pertandingan sepak bola yang berlangsung di stadion terdekat pada sore harinya. Aksi saling lempar batu dan benda tumpul lainnya tak terhindarkan, menyebabkan beberapa remaja mengalami luka ringan.
Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasatreskrim) Polres Majalengka, AKP Budi Santoso, S.H., M.H., menjelaskan bahwa pihaknya berhasil mengamankan sedikitnya 35 remaja yang terlibat dalam bentrokan remaja tersebut. “Kami sangat menyayangkan kejadian ini, di mana puluhan remaja terlibat dalam aksi kekerasan yang tidak perlu. Saat ini, kami telah mengamankan 35 remaja untuk dimintai keterangan lebih lanjut terkait penyebab pasti bentrokan remaja ini dan siapa saja yang menjadi provokatornya,” ujar AKP Budi Santoso di kantor Polres Majalengka pada Minggu dini hari.
Lebih lanjut, AKP Budi Santoso menambahkan bahwa pihaknya juga mengamankan sejumlah barang bukti berupa batu, kayu, dan atribut suporter dari kedua kelompok yang terlibat bentrokan remaja. Pihak kepolisian akan melakukan pendataan dan identifikasi terhadap para remaja yang diamankan. Pihaknya juga akan memanggil orang tua dan pihak sekolah dari para remaja tersebut untuk diberikan pembinaan agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
Bentrokan remaja antar suporter bola ini menjadi perhatian serius bagi pihak kepolisian dan pemerintah daerah Majalengka. Mereka mengimbau kepada seluruh elemen masyarakat, terutama para orang tua dan pihak sekolah, untuk lebih meningkatkan pengawasan dan memberikan edukasi kepada para remaja tentang pentingnya sportivitas dan menghindari segala bentuk kekerasan, khususnya dalam mendukung tim sepak bola kesayangan. Pihak kepolisian juga akan meningkatkan patroli dan pengamanan di sekitar area stadion dan jalur yang rawan terjadinya gesekan antar suporter untuk mencegah terjadinya bentrokan remaja di masa mendatang.