Kerajinan tenun Gadod, warisan budaya luhur dari Majalengka, Jawa Barat, kini menghadapi tantangan besar yang mengancam keberlangsungannya. Keindahan motif dan keunikan proses pembuatan kerajinan tenun ini semakin tergerus oleh perkembangan zaman dan persaingan pasar yang ketat. Generasi muda yang kurang tertarik dan mahalnya bahan baku menjadi beberapa faktor utama yang menyebabkan kerajinan tenun khas Majalengka ini berada di ujung tanduk.
Dulunya, hampir di setiap sudut desa di Majalengka dapat ditemukan pengrajin yang dengan tekun menghasilkan kain tenun Gadod yang indah. Namun, kini jumlah pengrajin semakin menyusut. Ibu Aminah (62 tahun), seorang pengrajin senior di Desa Nunuk, Kecamatan Maja, mengungkapkan bahwa dalam sepuluh tahun terakhir, jumlah pengrajin tenun di desanya berkurang lebih dari separuh. “Anak-anak muda sekarang lebih memilih bekerja di pabrik atau merantau ke kota. Mereka kurang tertarik dengan proses menenun yang membutuhkan kesabaran dan ketelatenan,” ujarnya pada hari Rabu, 16 April 2025, saat ditemui di kediamannya.
Selain kurangnya minat generasi muda, mahalnya bahan baku seperti benang dan pewarna alami juga menjadi kendala serius. Harga bahan baku yang terus meningkat membuat biaya produksi tenun Gadod menjadi tinggi, sehingga sulit bersaing dengan produk tekstil modern yang diproduksi secara massal dengan harga yang lebih murah.
Menyikapi kondisi ini, berbagai upaya pelestarian mulai digalakkan oleh pemerintah daerah, komunitas pengrajin, dan para pegiat budaya. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Majalengka, melalui program pelatihan dan pendampingan, berusaha menarik minat generasi muda untuk kembali menekuni kerajinan. Selain itu, promosi dan pameran kerajinan tenun Gadod juga rutin diadakan di berbagai tingkat, baik lokal maupun nasional, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan keunikan dan nilai budaya kain tenun ini.
Pada tanggal 20 Maret 2025, bertempat di Gedung Pendopo Kabupaten Majalengka, telah dilaksanakan acara “Gebyar Tenun Majalengka” yang dihadiri oleh Bupati Majalengka, Dr. H. Karna Sobahi, M.M. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, pengrajin, dan masyarakat dalam melestarikan kerajinan tenun Gadod sebagai identitas budaya daerah. Beliau juga mengumumkan alokasi dana khusus untuk mendukung pengembangan dan promosi kerajinan tenun di Majalengka.
Upaya pelestarian kerajinan tenun Gadod membutuhkan dukungan dari berbagai pihak. Kesadaran masyarakat untuk menghargai dan menggunakan produk lokal, serta dukungan kebijakan yang berpihak pada pengrajin, menjadi kunci utama agar warisan budaya ini tidak benar-benar hilang ditelan zaman. Masa depan kerajinan tenun Gadod Majalengka memang berada di ujung tanduk, namun dengan semangat gotong royong dan komitmen yang kuat, harapan untuk melestarikan keindahan warisan ini masih terbuka lebar.