Ketidakmerataan ekonomi adalah hambatan serius bagi pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Ini bukan hanya masalah keadilan sosial, tetapi juga fondasi yang rapuh bagi stabilitas ekonomi jangka panjang. Ketika kekayaan dan peluang hanya terkonsentrasi pada segelintir orang, dampak negatifnya meluas ke seluruh lapisan masyarakat, memperlambat laju kemajuan dan menciptakan jurang pemisah yang kian menganga.
Inti permasalahan ketidakmerataan ekonomi adalah melemahnya daya beli masyarakat luas. Jika sebagian besar populasi memiliki pendapatan terbatas, kemampuan mereka untuk membeli barang dan jasa pun berkurang. Hal ini secara langsung menekan permintaan domestik, yang merupakan mesin penggerak penting bagi perekonomian, menciptakan siklus deflasi yang berbahaya bagi pertumbuhan.
Penurunan permintaan domestik akibat ketidakmerataan ekonomi juga menghambat investasi. Perusahaan cenderung enggan berinvestasi dan memperluas kapasitas produksi jika pasar tidak menunjukkan daya beli yang kuat. Akibatnya, penciptaan lapangan kerja melambat, inovasi terhambat, dan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan menjadi stagnan, menjebak negara dalam lingkaran stagnasi ekonomi yang sulit dipecahkan.
Pada akhirnya, ketidakmerataan ekonomi secara langsung memperlambat laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Sumber daya tidak terdistribusi secara optimal, dan potensi ekonomi tidak dapat dimaksimalkan. Negara kehilangan kesempatan untuk memanfaatkan human capital secara penuh, karena sebagian besar penduduk tidak memiliki akses yang sama ke peluang dan sumber daya yang dibutuhkan untuk berkembang.
Produktivitas nasional juga sangat terpengaruh. Ketika sebagian besar penduduk tidak dapat memaksimalkan potensi mereka akibat kurangnya akses dan kesempatan, inovasi dan kreativitas pun terhambat. Mereka yang berada di lapisan bawah mungkin tidak memiliki akses ke pendidikan berkualitas, pelatihan keterampilan, atau modal untuk memulai usaha, mengurangi kontribusi mereka pada ekonomi.
Ketidakmerataan ekonomi menciptakan masyarakat yang kurang stabil. Ketidakpuasan sosial dapat meningkat, memicu polarisasi dan bahkan konflik. Ini mengganggu iklim investasi dan menciptakan ketidakpastian yang lebih lanjut menghambat pertumbuhan ekonomi, membuat lingkungan bisnis semakin tidak kondusif.
Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, ketidakmerataan ekonomi harus diatasi secara sistematis. Ini memerlukan kebijakan yang mempromosikan pemerataan akses terhadap pendidikan, kesehatan, pekerjaan layak, dan modal. Pajak yang progresif dan jaring pengaman sosial yang kuat juga krusial untuk mendistribusikan kembali kekayaan.